Pekalongan Trip: Watu Ireng, antara mistis dan eksotis - Pekalonganisme

20 May 2014

Pekalongan Trip: Watu Ireng, antara mistis dan eksotis

Bukit Watu Ireng bagian utara 
Pekalongan, Pekalonganisme.com - Sebagian dari anda, pasti sudah pernah mendengar bukit ‘Ayers Rock’ di Australia, sebuah bukit batu monolith yang konon terbesar di dunia. Atau Bukit ‘Kelam’ yang berada dikota Sintang, Kalimantan Barat yang konon juga dikatakan sebagai batu monolit terbesar di dunia, Monolit ialah batu tunggal yang berukuran besar. Ternyata Jenis batu ini juga ada di Pekalongan, masyarakat sekitar bukit batu ini, menamainya dengan Watu Ireng (Batu Hitam). 
Bukit Watu Ireng terletak di desa Lambur, Kandang serang, Sebuah daerah perbukitan lereng Rogojembangan. Daerah ini terletak sekitar 20 Kilometer dari Kajen—ibu kota Kabupaten Pekalongan. Bukit Watu ireng ini lumayan luas, kira-kira sekitar 2 hektar lebih, dan ketinggiannya memungkinkan hamparan perkebunan dan hutan hijau Pekalongan bagian selatan akan terlihat jelas oleh pandangan mata. Seperti batu monolith lainnya, bukit seluas dua hektar ini terdiri dari batu tunggal yang padat, batunya berwarna hitam dan sangat keras. Dan yang menarik di beberapa bagian atas bukit batu, ada tanah yang ditumbuhi rerumputan dan semak belukar yang ketika dihentak kaki, tanah tersebut berbunyi dung-dung seperti bunyi Gong.
Bukit Watu Ireng(Hitam dan Keras)
Seperti pada bukit-bukit monolith lainnya, Tak ada yang tau pasti, kapan dan bagaimana, proses terbentuknya bukit batu Watu Ireng ini. Ada yang menebak kalau Batu Monolit itu Meteor yang jatuh ke Bumi pada ribuan tahun yang lalu, ada pula yang memprediksi bahwa Batu Monolit ialah identik dan menjadi peninggalan zaman batu (Megalitikum). Bagaimanapun, batu tunggal yang berukuran besar, bahkan sampai hektar-an hingga menjadi seperti bukit akan memancing orang untuk bertanya-tanya keheranan, bagaimana ada batu hingga sebesar itu?
Watu Ireng menjadi fenomena alam yang misterius, ada beberapa cerita rakyat dari masyarakat sekitar berkaitan dengan bukit ini. Salah satunya menceritakan tentang Gua dengan mulut (pintu) nya yang sangat sempit yang terdapat Dibagian atas puncak bukit Watu Ireng. Konon menurut cerita masyarakat sekitar, Gua ini menghubungkan sampai ke bagian dalam bawah (dasar) bukit  batu ini, dan didalam gua ini tersimpan satu set gamelan dan beberapa gaman. Namun, konon hanya orang-orang tertentu (yang Di ridhoi) yang bisa masuk kedalam gua ini. Dikatakan pula, gua ini dulu menjadi tempat persembunyian para pejuang dalam melawan penjajah. Pada hari dan malam-malam tertentu, biasanya ada beberapa orang yang bersemedi atau bertapa di bukit Watu ireng ini.
salahsatu sudut puncak
Pada waktu hari-hari libur, tempat ini lumayan ramai dikunjungi masyarakat sekitar Pekalongan bahkan luar kota, biasanya orang-orang datang untuk memenuhi rasa penasaran menyaksikan batu sebesar dua hektar lebih ini. Disisi lain, ketika berada dipuncak bukit batu ini, pemandangan alam Kandangserang akan memanjakan mata. Dari atas bukit, sejauh mata kita memandang, akan terlihat hamparan hutan, perkebunan pinus, karet, dan persawahan yang hijau. Pada waktu pagi dan sore, puncak bukit ini pun cocok untuk tempat menyaksikan indahnya matahari terbit dan tenggelam di perbukitan Rogojembangan.
Akses jalan untuk menuju bukit Watu Ireng ini sudah lumayan bagus, anda akan melewati jalan yang disamping kanan dan kirinya terhampar persawahan yang hijau, kerindangan hutan Pinus dan perkampungan warga yang ramah. Pada tahun 2014 ini, pemerintah Kabupaten Pekalongan menyokong anggaran dana untuk merevitalisasi objek ini menjadi tujuan wisata andalan Kabupaten Pekalongan. Bagi anda yang berminat untuk mengunjungi bukit ini, kami sarankan untuk menyiapkan fisik, batin, pikiran, dan pastinya Kamera untuk mengabadikan moment anda dibukit tersebut.

Kamalul Huda