June 2014 - Pekalonganisme

17 June 2014

Wacana Perubahan Nama Kabupaten Pekalongan

3:13 PM
Wacana Perubahan Nama Kabupaten Pekalongan
PEKALONGAN, Pekalonganisme.com - Perubahan nama Kabupaten Pekalongan menjadi Kabupaten Kajen, diperlukan atau diinginkan?

Wacana perubahan nama Kabupaten Pekalongan menjadi Kabupaten Kajen menjadi sebuah perbincangan hangat saya dengan beberapa teman dan orang-orang di sekitar saya akhir-akhir ini. Wacana tersebut, ternyata kemungkinan terlaksananya lebih besar dari pada ketidakterlaksananya. Hal inilah yang setidaknya saya peroleh dari membaca berita mengenai wacana tersebut. Mungkin tinggal satu-dua-tiga langkah lagi wacana ini akan berakhir dengan sukses terlaksana. Dan berubahlah nama Kabupaten Pekalongan menjadi Kabupaten Kajen secara resmi dan sah.

Sebenarnya, perlukah perubahan nama ini dilakukan? Atau sebenarnya hanya diinginkan oleh beberapa pihak saja? Saya tak mau berbicara jauh mengenai wacana ini wong ini baru sebuah wacana, meskipun menurut informasi wacana ini bukanlah wacana ecek-ecek dari obrolan Wong Ngecap, Ngklorod, Ngerek, atau Mopok. Melainkan ini resmi diwacanakan oleh orang nomor satu di Kabupaten Pekalongan. Siapa? Yang terhormat Bapak H. Amat Antono. Sekali lagi saya tak mau membicarakan mengenai wacana ini. Namun yang akan saya sampaikan di sini adalah mengenai perubahan ini diperlukan atau diinginkan.

Kabupaten Pekalongan sudah diresmikan sejak tahun 1622 tepatnya tanggal 25 Agustus. Sudah lama? Lebih lama lagi, secara administratif telah ada Kabupaten Pekalongan sejak tiga abad setengah lebih yang lalu. Saya yakin pada waktu kelahirannya itu, saya belum dipikirkan manusia pendahulu saya akan dilahirkan. Maka jika saat ini ada wacana mengenai perubahan nama dari Kabupaten Pekalongan menjadi Kabupaten Kajen, tak salah ada yang menilai itu sebuah hal yang berlawanan dengan sejarah. Namun penggagas wacana ini bukan orang tanpa ide. Ketika ada yang menilai seperti itu, dijawablah “..justru dengan ini kita akan membuat sejarah.” Maka pertanyaan saya adalah masih saja “perlukah?”

Sedikit saja kita tengok media online yang memberitakan tentang hal ini. Di sana disampaikan mengenai alasan dan tujannya. Saya sedih membaca tujuan atau harapannya yang sangat sederhana; “..diharapkan Kajen lebih memiliki identitas dan berkarakter sebagai daerah otonom.” Ini semacam krisis identitas level tak-terjangkau, bagi saya pribadi. Bagaimana tidak, saya melihat di Pekalongan ada komunitas ini-itu saja sudah bosan karena seakan komunitas-komunitas itu tak puas sebagai anggota komunitas besar bernama Pekalongan. Atau lebih besar ia bernama Jawa. Maka jelas saya sedih karena ternyata dari Pemerintah Pekalongan pun mengalami krisis identitas yang tak jauh berbeda dari anggota komunitas-komunitas itu, tak puas dengan identitas Pekalongan, tak mau tahu apa yang pendahulu kita korbankan demi terbentuknya Pekalongan. Mau dihapus begitu saja nama komunitas bernama Kabupaten Pekalongan ini? Menyedihkan.

Saya merasa sangat tak perlu bagi Kabupaten Pekalongan untuk beralih nama menjadi Kabupaten Kajen. Kalau pun ini diperlukan, saya tak termasuk orang yang memerlukan perubahan nama itu, dan biarlah orang-orang di sana, entah di mana, yang merasa perlu mengubahnya biar mengubah. Semerasa tak perlunya saya atas perubahan ini, toh jika nanti saya harus mengurus/mengubah kartu identitas saya, saya tetap akan melaksanakannya.

Pada akhirnya, perubahan itu terlaksana atau tidak, saya mengharapkan apa yang diharapkan oleh pemerintah Kabupaten Pekalongan mengenai perubahan nama ini menjadi harapan yang juga diharapkan oleh banyak warganya, dan bukan hanya yang berada di pemerintahan saja. Saya masih memiliki optimisme bahwa Kabupaten Pekalongan, tanpa perlu diubah namanya tetap akan menjadi Kabupaten yang menarik bagi semua manusia di dunia jika apa yang dilakukan oleh banyak orangnya adalah hal-hal baik, berdasar atas kecintaan, dan dengan keseriusan yang terpantau oleh pihak yang sewajibnya memantau.

Demikian tulisan sedikit ini saya tulis untuk pekalonganisme.com

Salam,


Mari membaca, menulis, dan cintai keduanya.