
Lesunya pasar ditambah dengan ketatnya persaingan membuat pengrajin tidak memiliki kemampuan untuk menaikkan harga jual batik di pasaran. Apabila harganya dinaikan terlalu tinggi, pembeli malah enggan membeli dikarenakan kebutuhan akan batik tergeser oleh kebutuhan yang lebih mendesak, akibatnya volume penjualan akan menurun dan perputaran modal bergerak melambat.
Efek domino lainya juga akan menimpa tukang babar batik. Harga jual yang cenderung konstan membuat pemilik batik tidak dapat leluasa menaikan ongkos babar. Alhasil, tukang babar akan kehilangan mata pencaharian apabila mereka tidak menerima babaran batik dengan ongkos yang relatif tidak mengalami kenaikan sehingga kondisi semacam ini memaksa mereka merelakan keuntungan dari hasil jerih payahnya berkurang.