Kopi Tahlil Pekalongan - Pekalonganisme

20 November 2014

Kopi Tahlil Pekalongan

Pekalongan, Pekalonganisme.com - Kota Batik di Pekalongan, begitu salah satu cuplikans lirik lagu yang dinyanyikan oleh Group Band Slank. Kebesaran nama Batik Pekalongan seakan menjadi satu-satunya ciri keunikan daerah ini. Nama besar batik memang telah menyirnakan sejumlah budaya, seni dan tradisi lain yang kurang mendapatkan ruang publikasi sehingga dianggap sebagai khazanah minor.
Seperti halnya ketika kita duduk santai di kedai kopi mulai dari pinggiran hingga hingga cafe yang dianggap berkelas di Daerah Pekalongan, jarang sekali pemilik yang konsisten mem-branding minuman yang sebenarnya memiliki keunikan nilai yang tidak dimilik oleh kota lain. Sebut saja Kopi Aceh Gayo, Kopi Toraja dan kopi lain lebih ditonjolkan sebagai menu utama di sebagian besar kedai kopi di Pekalongan.
Memang tidak semuanya seperti itu, namun seakan mereka lupa jika Pekalongan juga memiliki kopi khas yang tidak ditemukan di daerah lain. Kopi Tahlil, begitu masyarakat menyebutnya untuk sebuah racikan kopi yang komposisinya terdiri dari kopi, gula jawa dan campuran rempah-rempah seperti jahe, cengkeh, kayu manis, pandan, kapulaga, batang serai dan pala.
Takut bersaing dengan yang sudah eksis sepertinya bukan alasan yang tepat untuk menggambarkan kondisi ini karena biasanya persaingan justru semakin kuat ketika suatu produk eksis pada ceruk tertentu. Nampaknya memang kritik Effendi Simbolon memang lebih tepat untuk menggambarkan apa kondisi yang masyarakat kita yang lebih konsumtif terhadap produk-produk asing dengan label impor.
Layaknya Taoto yang telah dibahas sebelumnya, Kopi Tahlil merupakan hasil dari sebuah akulturasi budaya arab di Pekalongan yang membawa pada kolaborasi cita rasa yang tertuang dalam produk kopi turunan sehingga lama-kelamaan menjadi sebuah produk yang diterima dalam masyarakat. Konon, awalnya kopi ini sering disajikan sebagai suguhan acara tahlilan dalam rangka memperingati dan mendoakan orang yang telah atau baru meninggal. Seiring berjalannya waktu, Kopi Tahlil telah menjelma sebagai minuman khas Pekalongan yang dapat ditemukan di tempat-tempat nongkrong tertentu di malam hari.