Industri transportasi kurang percaya diri di 2015 - Pekalonganisme

30 December 2014

Industri transportasi kurang percaya diri di 2015

Industri transportasi kurang percaya diri di 2015JAKARTA. Pelaku bisnis transportasi tidak percaya diri melihat peluang bisnis tahun 2015. Adanya pemerintah baru dengan kebijakan baru, membuat pelaku usaha sektor ini sulit memproyeksikan kinerja bisnisnya tahun depan.
Pelaku bisnis transportasi ini memproyeksikan, pertumbuhan bisnis mereka pada tahun 2015 mendatang cenderung sama dengan pertumbuhan bisnis tahun ini. Kondisi ini terlihat dari rencana ekspansi bisnis dari perusahaan transportasi PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA).
Tahun 2015, perusahaan ini mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure senilai Rp 800 miliar atau sama dengan tahun ini. Dana tersebut dipakai membeli 2.000 unit mobil pengganti dan membeli 2.200 unit mobil baru untuk dijual lagi. Adapun sumber dana berasal dari pinjaman Bank Mandiri senilai Rp 500 miliar, sisanya dari kas internal Sarana Armada.
Tak hanya ASSA, PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) juga mengalokasikan belanja modal sama dengan tahun lalu. David Santoso, Direktur Keuangan TAXI bilang, tahun depan banyak ketidakpastian yang membayangi kondisi ekonomi.
Penyebab ketidakpastian ekonomi itu antara lain; suku bunga tinggi di dalam negeri, sementara tren suku bunga murah di Amerika Serikat bakal berakhir. Lalu kebijakan, pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM).
Melihat hal ini, perusahaan hanya fokus menggarap rencana bisnis yang sudah ada, seperti bus pariwisata dan renovasi layanan taksi reguler. TAXI juga akan menyediakan bisnis taksi dengan mobil multi purpose vehicle (MPV).
Adapun PT Panorama Transportasi Tbk (WEHA), yang belum memiliki rencana untuk mengalokasikan belanja modal di tahun 2015. "Kami mencermati dahulu kondisi pasar," jelas Sudjasmin Djambiar, Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan WEHA.
Lain halnya dengan PT Blue Bird Tbk (BIRD) yang lebih optimistis dengan bisnis 2015. Perusahaan ini telah menyusun rencana ekspansi jangka panjang. Dalam proyeksi BIRD, ada potensi pertumbuhan bisnis sebesar 16% dalam lima tahun ke depan.
Untuk itu, BIRD telah meminjam dana senilai Rp 750 miliar untuk menambah dan meremajakan armada transportasi dan rental. Selain itu, dana tersebut juga digunakan untuk membeli tanah, serta bikin kantor atau pul taksi.
Editor: Hendra Gunawan
Originally posted on: Kontan