
Bambang mengatakan Pertamina mengalami kerugian akibat harga gas elpiji 12 Kg masih di bawah harga keekonomian. "Sebagai perseroan, kami tidak boleh rugi. Jadi kami akan menaikkan harga karena ini bukan barang bersubsidi," ujarnya. Namun, Bambang enggan menyebutkan tanggal kenaikan harga elpiji. (Baca: Jual Elpiji, Pertamina Sudah Rugi Rp 2,5 Triliun)
Menurut Bambang meski terjadi penurunan harga minyak dunia, Pertamina masih merugi. Hingga November 2014, nilai kerugian Pertamina karena memasarkan elpiji 12 Kg mencapai US$ 340 juta.
Pada 10 September 2014, Pertamina juga menaikkan harga elpiji 12 kg sebesar Rp 1.500 per kg atau Rp 18 ribu per tabung. Langkah ini diambil menyusul tingginya harga gas di pasar internasional dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika
Serikat. (Baca: Harga Elpiji 12 Kg Naik, Omzet Agen dan UKM Turun)
DEVY ERNIS
Sumber: Tempo