![]() |
suasana pemutaran karya film hasil dari sinau bareng bikin film di kwagean |
Pekalongan. Ada keramaian yang tak terduga pada malam senin (8/6) kemarin, warga desa Kwagean dan sekitarnya (red-Pekalongan) berbondong-bondong menuju dan berkumpul di Lapangan desa Kwagean, Wonopringgo, Pekalongan. "pak ndelok layar tancep (mau lihat layar tancap)....." ujar salah seorang warga. Layar tancap tersebut ialah Layar Tancap Wage, yang diresmikan perdana sekaligus menjadi malam penutupan dari kegiatan Sinau Bareng Bikin Film 2018 yang diadakan oleh pemuda-pemudi desa Kwagean bekerjasama dengan Rumah Produksi Kebun Makna Pictures dari Yogyakarta. Suasana begitu riuh dan ramai, antusiasme dan animo tinggi dari warga untuk menyaksikan karya-karya film dari peserta Sinau Bareng Bikin FIlm 2018, menghangatkan malam yang dingin lapangan luas tersebut. Pekalonganisme sendiri disaat hadir disana, merasakan hal tersebut, sejenak terlintas bayangan masa lalu, suasana nonton film di layar tancap masa lalu yang kini sudah tinggal kenangan.
Kegiatan Sinau Bareng Bikin Film dilaksanakan pada seminggu ini (06-10/7) , ada 40 peserta dari pemuda pemudi yang berasal dari desa Kwagean Pekalongan dan sekitarnya. Peserta mendapatkan materi dasar alur kerja keproduksian film ( pra produksi hingga pasca produksi) dari empat anggota Kebun Makna Pictures. Di zaman digital ini, semua bisa turut andil dan berpeluang berkarya dibidang apapun, termasuk dibidang perfilman. "Kita muda-mudi desa Kwagean tidak ingin ketinggalan sepur, sumber daya manusia bukan suatu halangan yang berarti, jika kita terus belajar dan berusaha". Tutur Tajuli Ketua Pemuda-pemudi Wage Desa Kwagean.
Kegiatan Sinau Bareng Bikin Film 2018 ini dipusatkan di markas pemuda desa Kwagean, sedang dari empat puluh peserta dibagi menjadi empat kelompok, yang masing-masing kelompok diajari dan didampingi untuk produksi satu karya. Lokasi praktik syuting disebar di berbagai sudut desa Kwagean, memanfaatkan pekarangan hingga rumah-rumah warga. "ini diperlukan, selain untuk sosialiasi juga untuk memberi kesempatan pada warga untuk ikut turut menyaksikan jalannya proses produksi film/syuting". Terang M Imamul M selaku ketua panitia kegiatan. "Antusiasme dan semangat dari peserta begitu besar, terbukti kegiatan yang hanya berlangsung tiga hari tersebut menghasilkan 4 karya yang bisa ditonton bersama seluruh warga Kwagean pada malam puncak kegiatan sekaligus peresmian layar tancep desa Wage". Tambah M Imamul M selaku Ketua Panitia kegiatan. Dari pantauan Pekalonganisme dilokasi kegiatan, nampak apresiasi dan antusiasme yang tinggi dari warga desa Kwagean dan sekitarnya yang memadati lapangan tempat penayangan film karya dari sinau bareng, sehingga turut menambah semarak kegiatan ini.
Kami sangat senang diundang di desa Kwagean ini, harapan kami, dengan adanya kegiatan ini, bisa menumbuhkan sineas-sineas kreatif dari desa. Sehingga muncul karya-karya film alternatif dari desa, yang berlandaskan semangat kemandirian seperti yang digaungkan Asrul sani dkk, yang merupakan pembangkit awal perfilman Nasional. Karya-karya alternatif yang bisa menebar kebaikan, yang bersumber dari kearifan-kearifan lokal. Terang Ma'ruf Alkhadad selaku Produser Kebun Makna Pictures yang juga mentor dari sinau bareng bikin film. Sedang dari kacamata lain, alur kerja kolektif dalam keproduksian film, juga bisa turut berfungsi menjaga semangat kebersamaan dan gotong-royong muda-mudi desa. Tambahnya.
Kegiatan Sinau Bareng Bikin Film dilaksanakan pada seminggu ini (06-10/7) , ada 40 peserta dari pemuda pemudi yang berasal dari desa Kwagean Pekalongan dan sekitarnya. Peserta mendapatkan materi dasar alur kerja keproduksian film ( pra produksi hingga pasca produksi) dari empat anggota Kebun Makna Pictures. Di zaman digital ini, semua bisa turut andil dan berpeluang berkarya dibidang apapun, termasuk dibidang perfilman. "Kita muda-mudi desa Kwagean tidak ingin ketinggalan sepur, sumber daya manusia bukan suatu halangan yang berarti, jika kita terus belajar dan berusaha". Tutur Tajuli Ketua Pemuda-pemudi Wage Desa Kwagean.
Kegiatan Sinau Bareng Bikin Film 2018 ini dipusatkan di markas pemuda desa Kwagean, sedang dari empat puluh peserta dibagi menjadi empat kelompok, yang masing-masing kelompok diajari dan didampingi untuk produksi satu karya. Lokasi praktik syuting disebar di berbagai sudut desa Kwagean, memanfaatkan pekarangan hingga rumah-rumah warga. "ini diperlukan, selain untuk sosialiasi juga untuk memberi kesempatan pada warga untuk ikut turut menyaksikan jalannya proses produksi film/syuting". Terang M Imamul M selaku ketua panitia kegiatan. "Antusiasme dan semangat dari peserta begitu besar, terbukti kegiatan yang hanya berlangsung tiga hari tersebut menghasilkan 4 karya yang bisa ditonton bersama seluruh warga Kwagean pada malam puncak kegiatan sekaligus peresmian layar tancep desa Wage". Tambah M Imamul M selaku Ketua Panitia kegiatan. Dari pantauan Pekalonganisme dilokasi kegiatan, nampak apresiasi dan antusiasme yang tinggi dari warga desa Kwagean dan sekitarnya yang memadati lapangan tempat penayangan film karya dari sinau bareng, sehingga turut menambah semarak kegiatan ini.
Kami sangat senang diundang di desa Kwagean ini, harapan kami, dengan adanya kegiatan ini, bisa menumbuhkan sineas-sineas kreatif dari desa. Sehingga muncul karya-karya film alternatif dari desa, yang berlandaskan semangat kemandirian seperti yang digaungkan Asrul sani dkk, yang merupakan pembangkit awal perfilman Nasional. Karya-karya alternatif yang bisa menebar kebaikan, yang bersumber dari kearifan-kearifan lokal. Terang Ma'ruf Alkhadad selaku Produser Kebun Makna Pictures yang juga mentor dari sinau bareng bikin film. Sedang dari kacamata lain, alur kerja kolektif dalam keproduksian film, juga bisa turut berfungsi menjaga semangat kebersamaan dan gotong-royong muda-mudi desa. Tambahnya.